MAKALAH
“PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO”
Diajukan
untuk memenuhi Tugas Mandiri
Mata
Kuliah : PKN
Dosen
Pengampu :Drs. Jalaludin, M.Si.
Disusun
oleh :
Nurfaozah
SPIB / 2
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN)
SYEKH
NURJATI
CIREBON
2014
Kata
Pengantar
Puji
dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas PKN.
Saya menyadari segala kekurangan
dari penyusunan makalah ini, baik materi maupun bahasa, namun demikian kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti bagi sumber
pembaca.
Untuk itu sudah selayaknya kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama
kepada Bapak Dosen Mata Kuliah PKN yang telah memberikan suatu kepercayaan
kepada penulis untuk membuat makalah yang berjudulPemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono”.
Saya pun menyadari bahwa dalam
makalah yang telah dibuat ini masih banyak kesalahan yang harus diperbaiki,
oleh karena itu saya mangharapkan kritik dan sarannya agar dalam pembuatan
makalah yang berikutnya tidak terjadi kesalahan serupa.
Akhirnya mudah-mudahan dengan
membaca Makalah ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat. Amin
Terimakasih
Cirebon, Mei 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Layaknya seorang
pemimpin, SBY banyak mendapatkan penilaian, kesan dan kritik publik. Dalam
berbagai media dan kesan banyak pengamat, SBY adalah sosok pemimpin yang
peragu, lamban dan tidak desisive. Oleh karena itu, menurut
mereka, SBY dianggap tidak cocok untuk meminpin negara yang masih tertimpa
krisis seperti Indonesia.
seorang presiden,
harus mempunyai segudang kualitas, seperti handal menangani kebijakan, sigap
dalam mengambil keputusan, judgment yang matang,
intelektualitas yang tinggi, inovatif, berani mengambil resiko, adaptif, naluri
yang tajam, kepedulian terhadap masalah, tangguh mental, mau interospeksi dan
belajar dari kesalahan, mampu menentukan prioritas, gigih mencari solusi, mampu
memabaca perubahan zaman dan tren dunia, mampu beradaptasi, akhlak yang baik,
dan lain-lain.
B.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana
Politik yang diterapkan SBY dalam menjalankan roda pemerintahan Indonesia ?
b. Seberapa
jauh sistem demokrasi di Indonesia mempengaruhi politik diindonesia dalam
perjalanan politik kepemimpinan indonesia oleh SBY ?
c. Bagaimana
indonesia dalam kepemimpinan Indonesia dalam 2 periode oleh SBY ?
C.
Tujuan
a. Untuk
mengetahui bagaimana politik yang diterapkan SBY
b. Untuk
mengetahui seberapa jauh sistem politik kepemimpinan SBY dalam sistem demokrasi
di Indonesia.
c. Untuk
mengetahui kinerja dan hasil dari pemerintahan SBY selama 2 periode dalam
memimpin di Indonesia.
d. Menyelesaikan
tugas makalah kelompok yang diberikan oleh dosen.
BAB II
TEORI
A.
Teori Kekuasaan
Dalam pandangan ini
politik dipandang sebagai kegiatan mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam
masyarakat. oleh karena itu, ilmu politik dirumuskan sebagai ilmu yang
mempelajari hakikat, kedudukan, dan penggunaan kekuasaan dimanapun kekuasaan
itu ditemukan .Robsonmengatakan “ilmu politik dipandang sebagai ilmu
yanga memusatkan perhatian pada perjuangan untuk memperoleh dan
mempertahankan kekuasaan, melaksanakan kekuasan. mempengaruhi pihak lain
ataupun menentang pelaksanaan kekuasaan. Konsep politik sebagai perjuangan
mencari dan mempertahankan kekuasaan, juga memiliki sejumlah kelemahan”.
B.
Teori Politik Menurut Para Ahli
Politik sangat erat
kaitannya dengan masalah kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan publik dan
alokasi atau distribusi. Pemikiran mengenai politik di dunia barat banyak
dipengaruhi oleh Filsuf Yunani Kuno seperti Plato dan Aristoteles yang
beranggapan bahwa politik sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat yang
terbaik. Usaha untuk mencapai masyarakat yang terbaik ini menyangkut bermacam
macam kegiatan yang diantaranya terdiri dari proses penentuan tujuan dari
sistem serta cara-cara melaksanakan tujuan itu.
Berikut ini adalah
pengertian dan definisi politik menurut beberapa ahli:
IBNU AQIL
“Politik adalah
hal-hal praktis yang lebih mendekati kemaslahatan bagi manusia dan lebih jauh
dari kerusakan meskipun tidak digariskan oleh Rosulullah S.A.W”
ROD HAGUE
“Politik adalah
kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok mencapai
keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk
mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya”
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Biografi
Susilo Bambang
Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda denganpresiden sebelumnya, beliau
merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam
proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI
(1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949.
Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal
(Purn) Sarwo Edhi Wibowo.
Pensiunan jenderal
berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti
Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu.
Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas.
Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan
menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih
penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik
SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).
Pendidikan SR adalah
pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku
kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi
Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah
nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan
alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap
ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa
kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran
terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat
menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Pendidikan militernya
dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976),
Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983)
dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti
Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di
Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff
College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari
Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku
jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di
Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun
1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.
Batalyon Linud 330
merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17
Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer.
Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma,
Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas
Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti
pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di
Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975.
Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi
A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977.
Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.
B.
Politik Dalam Demokratisasi Era SBY Berjalan Baik
Indonesia adalah
Negara yang menganut sistem demokrasi pancasila. Dalam arah kebijakan
pembangunan Indonesia dibawah pemerintahan SBY baik jangka panjang maupun
menengah, pemerintah berupaya mengajak segenap komponen bangsa untuk
bersama-sama menyukseskan program-program dan kebijakan pemerintah.
Berbicara mengenai
pembangunan perekonomian Nasional, perlu upaya penataan system pemerintahan
yang demokratis, beretika, santun, dan berkeadilan. Ciri Negara maju adalah
demokrasi yang berjalan tertib. Demokrasi adalah sebuah sistem politik yang
meletakkan kekuasaan tertinggi pada aspirasi mayoritas masyarakat.
Di pemerintahan SBY,
kita melihat betapa proses demokrasi berjalan lancar. Pesta demokrasi dalam
pemilu presiden, memberikan signal positif bahwa pemerintahan yang dipimpin
SBY-Budiono berhasil mengawal agenda reformasi demokrasi berjalan direl yang
tepat.
Olehnya itu, seluruh masyarakat
Indonesia di negeri ini berperan serta dalam pesta demokrasi memilih pemimpin
yang bervisi memberantas korupsi, selalu bekerja keras. Sistem demokrasi harus
terus digelorakkan. Merawat system ini pun berada di pundak masyarakat
Indonesia.
Demokrasi adalah
instrument untuk mensejahterakan segenap rakyat Indonesia. Hal ini ditandai
dengan solidaritas dan kepedulian, kebersamaan, kekompakkan, dalam mendukung
pemimpin yang telah dipilih masyarakat dalam partisipasi pesta demokrasi pemilu
presiden.
Demokrasi dalam
pemerintahan SBY, memberikan ruang yang maksimal kepada semua elemen masyarakat
yang tergabung dalam Ormas, LSM, Lembaga, Komunitas, Mahasiswa untuk
mengekspresikan pendapat dan inovasinya kedalam sistem pembagunan Indonesia.
C.
KEKURANGAN DARI SISTEM DEMOKRASI ERA SBY
Di era kepemimpinan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY), kebebasan demokrasi diakui, tapi hukum
tidak tegak. Akibatnya semua serba transaksional dan korupsi kian
jadi.“Sekarang ini dimana-mana serba korupsi dan serba dibeli. Itu karena
demokrasi tanpa disertai penegakan hukum. Sekarang justru kekuasaan
mengangkangi hukum,”.
Dalam kondisi seperti
inilah, Gerakan Indonesia Bersih (GIB) terus-menerus mengajak masyarakat untuk
jangan sampai terlupa dengan kasus-kasus besar korupsi, seperti skandal Bank
Century, mafia pajak, dan lainnya. Untuk itu, mengadakan kegiatan untuk
mengangkat buku-buku yang membongkar korupsi besar di negeri ini untuk diadili
dalam suatu Mahkaham Intelektual (MI).
MI ini gagasan
aktivis GIB untuk melawan korupsi. MI didesain mirip pengadilan sebagai forum
pertanggung jawaban publik mengenai korupsi dan penyalahgunaan wewenang para
pejabat publik.
Sementara itu, pakar
politik dari UI Boni Hargens menyatakan, sekarang ini sudah begitu banyak
kritik keras disampaikan, tapi semuanya lewat begitu saja. “Sekarang sudah
sampai pada kata-kata sudah tak bermakna lagi. Semua sudah keluar, tapi tidak
ditanggapi untuk perbaikan negara.”
Pada pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi
subsidi Negara Indonesia atau menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan
kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin. Akan tetapi bantuan
tersebut di berhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang
membutuhkan. Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan
yang ada di Negara Indonesia.
Pada pemerintahan SBY
dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus bank century yang
sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar
untuk menyelesaikan kasus bank century ini. Kondisi perekonomian pada masa
pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca
krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Bank Indonesia (BI)
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5 - 6 persen pada
2010 dan meningkat menjadi 6 - 6,5 persen pada 2011. Dengan demikian, prospek
ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. Sementara itu,
pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal
perekonomian Indonesia.
Kinerja ekspor
nonmigas Indonesia yang pada triwulan IV - 2009 mencatat pertumbuhan cukup
tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya
kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan
pengurangan utang negara.
Masalah-masalah besar
lain pun masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum
menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta
identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di
Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia
yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Kabinet Indonesia
Bersatu merupakan kabinet pemerintahan Indonesia yang dibagi menjadi Kabinet
Indonesia Bersatu jilid I dan II. Kabinet Indonesia Bersatu jilid I yaitu
merupakan bentuk pemerintahan yang ke enam yang dipimpin oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla pada masa (2004 –
2009) dan presiden yang pertama kalinya dipilih melalui sistem pemilihan umum
langsung di Indonesia, sedangkan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II dipimpin
oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan wakil presiden Dr. Boediono yang
merupakan bentuk pemerintahan yang ke tujuh pada masa (2009-2014).
Kabinet Indonesia
Bersatu jilid I ini dibentuk pada tanggal 21 Oktober 2004 dan berakhir pada
tahun 2009 menggantikan kabinet gotong royong yang dipimpin Megawati dan Hamzah
Haz pada 5 Desember 2005. Dengan sistem kebijakan pemerintah SBY saat ini,
rakyat Indonesia dipaksa menanggung beban utang para bankir yang sudah kaya
lewat beragam penyunatan subsidi seperti pendidikan (BHP) dan kesehatan.
Moral bangsa kita
sudah tidak ada lagi, baik rakyat yang berada di posisi atas menegah ataupun
yang bawah. Sekarang jaman Indonesia Bersatu jilid II kita tidak bisa langsung
mengetahui bagaimana kinerja pemerintah yang sekarang karena mereka baru
menjabat 3 tahun. Masih ada 1 tahun lagi untuk memperbaiki kedepannya. Tapi
melihat kondisi perekonomian Indonesia yang sekarang ini sulit rasanya
menstabilkan ekonomi seperti pada zaman pemerintahan pembangunan pada masa
Presiden Soeharto dulu.
Pemerintahan
Indonesia Bersatu Jilid I Pada Era SBY-JK Pada masa pemerintahan Indonesia
bersatu jilid I ini disebut juga Pemerintaha Gotong-Royong. Langkah Presiden
SBY untuk merangkul Parpol-parpol yang kalah dalam Pemilu 2009 adalah bagian
dari kebijakan Soft Power, atau kebijakan untuk bergotong-royong dalam
membangun bangsa dan negara. Ini serupa dengan Kabinet Gotong-Royong di masa
lalu.
Keadaan sistem
ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan gotong royong memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1. Rendahnya
pertumbuhan ekonomi yang dikarenakan masih kurang berkembangnya investasi
terutama disebabkan oleh masih tidak stabilnya kondisi sosial politik dalam
negeri.
2. Dalam
hal ekspor, sejak 2000, nilai ekspor non-migas Indonesia terus merosot dari
62,1 miliar dollar AS menjadi 56,3 miliar dollar As tahun 2001, dan tahun 2002
menjadi 42,56 miliar dollar AS.
Masa Kepemimpinan
Susilo Bambang Yudhoyono terdapat kebijakan kontroversial yaitu mengurangi
subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar
belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke
subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan
kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni
Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak
sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah
sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah
mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim
investasi.
Jika semakin banyak
investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan
bertambah. Selain itu, pada periode ini pemerintah melaksanakan beberapa
program baru yang dimaksudkan untuk membantu ekonomi masyarakat kecil
diantaranya PNPM Mandiri dan Jamkesmas.
selama masa
pemerintahan SBY, perekonomian Indonesia memang berada pada masa keemasannya.
Indikator yang cukup menyita perhatian adalah inflasi. Sejak tahun 2005-2009,
inflasi berhasil ditekan pada single digit. Dari 17,11% pada tahun 2005 menjadi
6,96% pada tahun 2009.
Tagline strategi
pembangunan ekonomi SBY yang berbunyi pro-poor, pro-job, dan pro growth (dan
kemudian ditambahkan dengan pro environment) benar-benar diwujudkan dengan
turunnya angka kemiskinan dari 36,1 juta pada tahun 2005, menjadi 31,02 juta
orang pada 2010. Artinya, hampir sebanyak 6 juta orang telah lepas dari jerat
kemiskinan dalam kurun waktu 5 tahun. Ini tentu hanya imbas dari strategi SBY
yang pro growth yang mendorong pertumbuhan PDB. Imbas dari pertumbuhan PDB yang
berkelanjutan adalah peningkatan konsumsi masyarakat yang memberikan efek pada
peningkatan kapasitas produksi di sector riil yang tentu saja banyak membuka
lapangan kerja baru.
Memasuki tahun ke dua
masa jabatannya, SBY hadir dengan terobosan pembangunannya berupa master plan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3 EI). Melalui
langkah MP3EI, percepatan pembangunan ekonomi akan dapat menempatkan Indonesia
sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan perkapita antara UsS
14.250-USS 15.500, dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USS
4,0-4,5 triliun.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Peningkatan citra
pemerintah ini tampak senada dengan bertahannya citra Presiden dan tingkat
kebanggaan publik terhadapnya. Dengan kata lain, keberadaan dan setting politik
Presiden sejauh ini masih menjadi kekuatan penopang wibawa pemerintahan di mata
masyarakat. Jajak pendapat menunjukkan citra Presiden pada triwulan ini cukup
tinggi, yakni 54,5 persen, jauh di atas citra pemerintahan sebesar 39,2 persen.
Posisi itu bisa menjadi berubah dengan sejumlah perkembangan terbaru.
Persoalan pertama
terkait keputusan SBY merangkap jabatan publik dengan jabatan di Partai
Demokrat. Keputusan ini juga bertolak belakang dengan visi SBY yang ingin
menjadikan Demokrat partai modern yang bebas kultus individu dan patronase
politik. Jajak pendapat memperlihatkan sebagian besar Politisi mengkhawatirkan
rangkap jabatan akan cenderung merugikan kepentingan publik. Selain itu, lebih
dari separuh responden juga pesimistis keputusan SBY efektif mengembalikan
elektabilitas Demokrat pada Pemilu 2014.
.
B.
Saran Dan Kritik
Saya
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari penulisan maupun
isi materinya. Untuk itu penulis sangat terbuka atas saran dan kritikan dari
pembaca demi kebaikan makalah dan penulis untuk dimasa yang akan datang.
Penulis berharap makalah ini dapat dimanfaatkan dalam pembangunan bangsa kita.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal, Sanafiah. 1989. Sistem
Politik Indonesia, CV. Rajawali. Jakarta
Karim M, Rusli. 1991. Perjalanan
Partai Politik di Indonesia : Sebuah Potret Pasang Surut, CV. Rajawali.
Jakarta.
LP3ES. 1995. Analisa
Kekuasaan Politik di Indonesia, PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta
Al-Qura`an ,
Surat Al-Ma-idah [5]: 18
Al-Qura`an , Surat Ali
Imran [3]: 26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar