Selasa, 07 November 2017

Pemikiran Mustafa Kemal Ataturk



Pemikiran Mustafa Kemal Ataturk
Setelah Perang Dunia I, Mustafa Kemal diangkat menjadi panglima militer di Turki selatan. Tugasnya adalah merebut Izmir dari tangan tentara sekutu. Mustafa Kemal berhasil memukul mundur tentara sekutu dan dan berhasil menyelamatkan Turki dari penjajahan Barat[1].
Pada tahun 1923 Mustafa Kemal Ataturk ditetapkan sebagai presiden Republik Turki sepanjang hidup. Ia sebagai kepala pemerintah, dan sebagai kepala Partai Republik[2].Meski demikian, keberhasilan mendirikan sebuah negara Turki yang merdeka tidak serta merta menjadikan negara bekas pemerintahan dinasti Islam ini berubah seratus persen menjadi sekuler. Lika-liku gerakan pembaruan (sekularisasi) Turki yang dijalankan oleh Mustafa Kemal terekam dalam tindakan rezim pemerintahannya yang diktator. Sehingga, proses perubahan Turki menjadi sebuah negara yang bercorak modern adalah suatu metamorfosis yang sangat berbeda dari corak tradisi dan nilai-nilai budaya masyarakat Turki yang hampir seluruhnya Islam.
Gerakan pembaruan Turki Mustafa Kemal Ataturk dimulai dengan penghapusan Kesultanan Usmani pada tahun 1923 dan penghapusan khilafah pada tahun 1924. Lembaga wakaf dihapuskan dan dikuasakan kepada kantor urusan agama. Pada tahun 1925 beberapa thariqat sufi dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan dihancurkan. Pada tahun 1927 pemakaian tarbus dilarang. Pada tahun 1928 diberlakukan tulisan latin menggantikan tulisan Arab, dan dimulai upaya memurnikan bahasa Turki dari muatan bahasa Arab dan Persi. Pada tahun 1935 seluruh warga Turki diharuskan menggunakan nama kecil sebagaimana berlaku pada pola nama Barat[3].
Sedangkan menurut Ajid Thohir, gerakan pembaruan Turki Mustafa Kemal tergambar dalam ideologi kemalisme yang mencakup prinsip-prinsip: republikanisme, nasionalisme, sekularisme, dan revolusionisme. Dalam lapangan agama, Mustafa Kemal membuat sejumlah kebijakan, seperti pada tahun 1928, ia memperkenalkan bangku gereja ke dalam masjid. Orang shalat dengan menggunakan sepatunya, menggunakan bahasa Turki dalam sholatnya, dan untuk membuat sholat di masjid itu indah, mudah untuk mendapat inspirasi dan memiliki nilai spiritual, maka masjid perlu melatih para musikus. Kebutuhan ini penting bagi kaum modern dengan meletakkan alat musik Barat ke dalam masjid.
Berikut beberapa kebijakan yang dibuat dalam undang-undang pada era rezim Mustafa Kemal adalah:
1.        Undang-undang tentang sekularisasi pendidikan, tanggal 3 Maret 1924;
2.        Undang-undang tentang kopiyah, tanggal 1925;
3.        Undang-undang tentang penghapusan lembaga pemakaman, tanggal 30 November 1925;
4.        Peraturan sipil tentang perkawinan, tanggal 17 Februari 1926;
5.        Undang-undang penggunaan huruf latin untuk abjad Turki dan penghapusan tulisan Arab, tanggal 1 November 1928; dan
6.        Undang-undang tentang larangan menggunakan pakaian asli, tahun 1934.

Pada Maret 1924 terjadilah penghapusan wilayah. Karena ketidak puasannya, maka pada tahun 1925 keluarlah peraturan yang melarang berbusana islami bagi laki-laki dan perempuan. Busana pria dan wanita Turki diganti dengan busana barat[4]. Merubah salam “Assalamu’alaikum” dengan anggukan kepala.
Pada tahun 1928 keluar keputusan tentang penghapusan pelajaran agama, merubah bacaan Al-Qur’an dan adzan dengan bahasa Turki, mengganti huruf Arab dengan Latin, menyamakan hak waris antara laki-laki dengan wanita. Selain itu ada pula beberapa pembaharuan yang ia lakukan diantaranya :
1. Membolehkan lelaki memakai celana panjang dengan syarat pakai tie dan topi (sesuai dengan kehendak Barat).
2. Beliau pernah menegaskan bahwa “negara tidak akan maju kalau rakyatnya tidak cenderung kepada pakaian modern”.
3. Mengarahkan Al-Quran dicetak dalam bahasa Turki.
4. Menukar adzan ke dalam bahasa Turki. Bahasa Turki sendiri diubah dengan membuang unsur-unsur Arab dan Persi.
5. Satu ucapan beliau di bandar Belikesir di mana beliau dengan terang-terangannya mengatakan bahawa agama harus dipisahkan dengan urusan harian dan perlu dihapuskan untuk kemajuan.
6. Agama Islam juga dibuang sebagai agama resmi negara.
7. Mengubah undang-undang perkawinan berdaftar berdasarkan undang-undang Barat.
8. Menukar masjid Ayasophia kepada museum, ada sebagian masjid dijadikan gereja.
9. Membatalkan undang-undang waris secara Islam .
10. Menghapus penggunaan kalendar Islam dan menukarkan huruf Arab kepada huruf Latin.
Selain itu, banyak juga pembaharuan yang dilakukan oleh Mustafa Kamal dalam menjalankan pemerintahan di Turki, antara lain seperti dalam sidang Majlis Nasional Agung tahun 1920, ia menjadi ketua Majlis NasionalAgungdan hasil dari sidang tersebut antara lain:
1.      Kekuasaan tertinggi terletak ditangan rakyat Turki.
2.      Majlis Agung Nasional merupakan perwakilan rakyat tertinggi.
3.      Majlis Agung Nasional berfungsi sebagai badan legislative dan eksekutif.
4.      Majlis Negara yang anggotanya dipilih dari Majlis Nasional Agung akan menjalankan tugas pemerintahan.
5.      Ketua Majlis Agung Nasional merangkap sebagai ketua  Majlis Nasional[5].
Tanggal 29 November 1923, ia dipilih parlemen sebagai presiden pertama Turki. Namun ambisinya untuk membubarkan khilafah, ia mendapatkan perlawanan yang berarti. Ia dianggap murtad, dan rakyat mendukung Sultan Abdul Mejid II, serta berusaha mengembalikan kekuasaannya. Namun, ancaman ini tidak menyurutkan langkah Mustafa Kemal Pasha. Kemudian ia menyerang balik dengan taktik politik dan pemikirannya yang menyebut bahwa penentang sistem republik ialah pengkhianat bangsa dan ia melakukan teror untuk mempertahankan sistem pemerintahannya. Kholifah digambarkan sebagai sekutu asing yang harus dienyahkan. Setelah suasana negara kondusif, Mustafa Kemal Pasha mengadakan sidang Dewan Perwakilan Nasional. Tepat 3 Maret 1924 M, ia memecat kholifah, membubarkan sistem khilafah, dan menghapuskan sistem Islam dari negara. Hal ini dianggap sebagai titik klimaks revolusi Mustafa Kemal Pasha.
Mustafa Kemal meninggal pada tahun 1938, namun rezimnya dilanjutkan oleh seorang koleganya yang sangat setia kepadanya, Ismet Inonu. Namun, periode antara kematian Kemal dan akhir masa pemerintahannya, Inonu membuka jalan bagi sistem politik yang baru. Perkembangan ekonomi melahirkan beberapa kelompok baru businesman, manajer perusahaan, tuan-tuan, kemakmuran kaum petani, dan sebuah geberasi intelektual baru yang membutuhkan jati diri pioitik. Konsepsi politik baru ini terjadi setelah Perang Dunia II, khususnya pada tahun 1946, yang atas campur tangan pemerintah Amerika Serikat ketika itu yang berusaha mengurangi pengaruh sistem paternalistik dan lebih cenderung menginginkan sistem multi partai. Kondisi ini membuka jalan bagi terbentuknya partai Demokrat ( Democrat Party ) di Republik Turki[6].
Dalam sistem politik multi partai inilah, akhirnya pengaruh Partai Republik yang pernah dipimpin oleh Mustafa Kemal, cenderung berkurang. Kecenderungan apresiasi masyarakat Turki terhadap Partai Demokrat lebih didasarkan oleh sikap politik partai ini yang mengusung opini tentang orientasi keagamaan baru yang berbeda daripada orientasi keagamaan di masa rezim Mustafa Kemal bersama Partai Republiknya.

AnalisisPemikiran Mustafa Kemal Ataturk

Mustafa Kemal merupakan salah satu tokoh pembaharu dan pemikir di Turki, ia memulai karir dibidang militer sampai akhirnya ia terjun di kancah politik dengan mengusung  gerakan: nasionalisme, westernisme dan sekularisme[7].Tujuan utamanya ialah merubah wajah Turki kepada kemoderenan seperti bangsa Barat. Hal ini ia lakukan ketika ia memulai karir di kancah politik, sampai membentuk parlemen dan terpilih menjadi presiden Turki yang pertama. Ada banyak sekali pembaharuan yang telah dilakukan oleh Mustafa Kemal ataturk dalam merubah Turki dari sistem pemerintahan Kerajaan kepada Turki modern yang bersistem Republik. Selain itu, beliau juga banyak menghasilkan pemikiran-pemikiran yang diadopsi dari pemikiran nasionalisme Arab dan pemikiran Barat untuk merubah wajah Turki menjadi modern dan maju.
Periode Kemalis bermula pada tahun 1921 dengan The Law Fundamental Organization yang menegaskan pemerintah bangsa Turki. Rezim Kemal meneruskan sistem Usmani di mana elit terdidik, perkotaan, birokratik dan elit militer mendominasi seluruh wilayah negeri. Ulama dan bangsawan lokal dikucilkan dari kekuasaan politik, sebaliknya para tuan-tuan diberi kesempatan mempertahankan dan mengkonsolidasikan posisi ekonomi. Ia mengatasnamakan rakyat Turki, namun di sini tidak ada upaya untuk menjalin hubungan dengan mereka.
Pada dekade 1920-an, rezim Kemalis melanjutkan prakarsa pemerintah membangun perekonomian. Rezim ini berusaha meningkatkan produksi pertanian dan berinvestasi dalam proyek jalan dan pelintasan kereta api. Ekspor kapas, tembau, dan buah-buahan kering meningkat. Republik Turki juga memprakarsai pembangunan industri. Dengan pinjaman hutan dan bantuan tenaga ahli Uni Soviet, dibangunlah sejumlah pabrik tekstil.
Pada dekade 1930-an negara menasionalisasikan sejumlah proyek jalan, pelabuhan dan penerbangan. Bank Sumer didirikan untuk mendanai perusahaan tekstil, kertas, kaca dan gula. Inggris membantu mendanai pembangunan proyek pabrik baja dan logam[8].
Sekalipun beberapa kebijakan ekonomi dan kultural yang bersifat radikal, namun, rezim Kemalis bukan sebuah rezim revolusioner. Elite yang dominan dan beberapa organisasi yang ada mendapatkan dukungan otoritas. Tidak ada upaya mobilisir kaum petani. Revolusi kultural, yang disampaikan oleh kalangan atas, cenderung  sekedar penetrasi. Penetrasi tersebut dimaksudkan untuk membagi-bagi negeri ini menjadi masyarakat perkotaan, elite modern, dan massa petaninyang berorientasi kepada Islam.
Namun, dari sekian banyak ide-ide yang dituangkan Mustafa Kemal tidak semuanya berimplikasi pada pensejahteraan masyarakat. Banyak di antara ide-idenya justru mempersempit ruang gerak rakyat Turki, khususnya orang-orang Islam yang merupakan penduduk mayoritas di Turki. Di antara kebijaknnya adalah merenggangkan keterikatan masyarakat umum terhadap Islam, dan mengarahkan mereka kepada pola kehidupan barat dan sekuler. Rezim Kemalis menghapuskan sejumlah lembaga organisasi Islam. Kesultanan Usmani dihapuskan pada tahun 1924.Lembaga wakaf dihapuskan dan dikuasakan kepada kantor urusan agama. Pada tahun 1925 beberapa thariqat sufi dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan dihancurkan. Pada tahun 1927 pemakaian tarbus dilarang. Pada tahun 1928 diberlakukan tulisan latin menggantikan tulisan Arab, dan dimulai upaya memurnikan bahasa Turki dari muatan bahasa Arab dan Persi. Pada tahun 1935 seluruh warga Turki diharuskan menggunakan nama kecil sebagaimana berlaku pada pola nama Barat[9].








DAFTAR PUSTAKA


Lapidus,Ira M.  Sejarah Sosial Umat Islam.1999. Jakarta : PT.GrafindoPersada.

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam.2008. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Suryanegara, Ahmad Mansur.Api Sejarah.2010. Bandung: Salamadani.



[1]Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, 2008, Bandung: CV. Pustaka Setia, hlm. 265-266.
[2]Ira M. Lapidus,Sejarah Sosial Umat Islam,1999, Jakarta : PT.GrafindoPersada, hlm. 88.
[3]Ibid., hlm. 91.
[4]Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah, 2010,  Bandung: Salamadani, hlm. 86.
[5]Dedi Supriyadi, Op. cit., hlm. 266.
[6]Ira M. Lapidus, Op. cit., hlm. 92-93.
[7]Dedi Supriyadi, Op. cit., hlm. 267.
[8]Ira M. Lapidus,Op. cit., hlm.89.

[9]Ibid., hlm. 91.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar